Bismillaahirrohmaanirrohiim...
Keberadaan manusia pada dasarnya merupakan keterikatan antara yang
mencintai dan orang-orang yang dicintai (QS. Ar-Ruum [30] : 21). Nasib anak
terletak pada awal pertumbuhannya, yang dilaluinya dalam perut ibunya. Perilaku
atau perbuatan orangtua sebagai pendidik membawa pengaruh terhadap kondisi
perilaku dan kejiwaan anak. Pengaruh kebajikan orang tua tidak terbatas pada
diri mereka saja, tetapi meluas pada anak-anaknya. Hukum keturunan di samping
memindahkan sifat-sifat bentuk tubuh dan fisik dari ayah dan ibu pada anak,
juga sifat-sifat moral dan spiritual dari ibu dan ayah berpindah pada janin
sewaktu berada dalam perut ibunya. Pendidikan untuk anak, bukanlah ketika
mereka sudah lahir ke dunia ini melainkan dimulai ketika calon ayah menentukan
calon ibu bagi anak-anaknya bukan hanya sekedar pendamping hidup.
Syariat Islam memberikan hak-hak janin begitu luas bagi keberadaannya,
yaitu meliputi hal-hal berikut:
1. Hak memiliki silsilah (nasab) keturunan yang jelas (pasti) dan sah dari orang tuanya.
2. Hak terlindungi dan terpelihara dari iklim keburukan fisik dan psikis serta godaan syaithon.
3. Hak terhindar dari penyakit menular baik akut maupun kronis.
4. Hak mendapatkan pelayanan asuhan, cinta, kasih, dan sayang dari orang tuanya.
5. Hak mendapatkan pemeliharaan imaniyah asasiah / fitrah tauhidiyah.
6. Hak mendapatkan makanan dan minuman yang baik (halal) lagi thayyib.
7. Hak pemeliharaan dari bahaya yang dapat mengancam dan mengganggu perkembangan janin, seperti pengaruh obat-obatan yang berlebihan, obat terlarang, minuman keras dan lain-lain.
8. Hak mendapatkan hidup yang layak termasuk terlindungi dari bahaya yang mengancam hidup dan kehidupannya.
9. Hak ahliyah (kelayakan / eksistensial) kehadiran janin sebagai individu yang dapat diperhitungkan.
10. Hak pendidikan sejak dini (sejak dalam kandungan ibunya).
Program Pendidikan Anak Dalam Usia Kandungan
Dalam ajaran pedagogis islami, ekspresi kasih sayang orang tua
terhadap masa depan anak dimulai sejak pemilihan pasangan hidup, penyaluran
rasa cinta dalam hubungan intim suami-isteri secara sah, dan menerima kehadiran
janin dalam kandungan dengan mengkonsumsi makanan yang halal dan sehat.
Beberapa metode
pendidikan anak dalam kandungan :
1. Do'a
a. Doa pada saat menanamkan benih nuthfah (sperma dan
ovum), yang meliputi: doa ketika akan bergaul dan berhubungan biologis antara suami-istri.
b. Doa pada saat benih sperma telah tertanam di ruang
uterus/rahim.
c. Doa pada saat nuthfah telah menjadi janin.
Para nabi dan orang-orang shaleh terdahulu banyak melakukan metode
doa ini, seperti Nabi Ibrahim a.s. (ash-Shaffaat: 100 dan al-Furqaan: 74),
keluarga Imran (Ali Imran: 38), Nabi Zakariya a.s. (al-Anbiyaa’: 89 dan Maryam:
5), Nabi Nuh a.s. (Nuh: 28)
2. Metode Ibadah
Besar sekali pengaruh yang dilakukan ibu dengan melakukan
metode-metode ibadah bagi anak dalam kandungannya, selain melatih kebiasaan-kebiasaan
aplikasi kegiatan ibadah, juga akan menguatkan mental, spiritual, dan keimanan
anak setelah nanti lahir, tumbuh, dan berkembang dewasa. Menjalankan program pendidikan dengan metode ini,
hendaknya disesuaikan dengan tingkatan perkembangan anak dalam kandungan. Ada
tiga tahapan, antara lain sebagai berikut.
•Pada periode
pembentukan zigot, yaitu melakukan shalat hajat dan zikir serta dihubungkan
dengan doa-doa tertentu.
•Pada periode
pembentukan embrio, yaitu sama dengan tahapan pertama.
•Pada periode fetus, periode inilah yang lebih konkret. Artinya,
segala aktivitas ibadah si ibu harus menggabungkan diri dengan anak dalam kandungannya.
Misalnya, si ibu akan melakukan shalat magrib. Kemudian si ibu berkata, “Hai
Nak … mari kita shalat!” sambil mengajak dan menepuk atau mengusap-usap
perutnya.
3. Metode Membaca dan Menghafal
a. Metode membaca
Anak dalam kandungan pada usia 20 minggu (5 bulan) lebih sudah
bisa menyerap informasi melalui pengalaman-pengalaman stimulasi atau sensasi
yang diberikan ibunya. bila si ibu membacakan suatu informasi ilmu pengetahuan
dengan niat ibadah yang dilanjutkan dengan mengeraskan volume suara sebenarnya,
secara sadar si ibu telah melakukan pengkondisian untuk anak dalam kandungannya
terlibat. Terlebih lagi bila si ibu memahami segala yang dibacanya, mengekspresikan
bacaan tersebut dengan intonasi yang khas sesuai dengan alur cerita, maka sudah
barang tentu si anak dalam kandungan hanya akan terangsang pada kondisi ilmiah
tersebut.
b. Metode Menghafal
Jika si Ibu hendak menghafal suatu bidang ilmu, hendaklah ia mengulang-ulang
bacaannya hingga hafal betul dan hendaknya dengan melibatkan bayi dalam
kandungannya. Misalnya “Nak, mari kita menghafal Al-Qur'an”, si
ibu lalu menepuk perutnya dan langsung membacakan ayat-ayat Al-Qur'an dengan
berulang-ulang kali hingga hafal betul.
4. Metode zikir
Cara melakukan dengan metode ini sangat mudah, yaitu tatkala sadar,
ingat, dan berzikir kepada Allah swt., usaplah perut si ibu sambil
mengatakan kepada anak dalam kandungannya, “Nak, mari berzikir.…
Subhanallah wal hamdu lillah wala illahaillah wallahu Akbar!
5. Metode Instruktif
Metode ini sangat bagus sekali, terutama untuk memberikan tekanan
pada anak dalam kandungan untuk lebih aktif dan kreatif, bahkan mampu melakukan
tindakan-tindakan instruktif lainnya penuh dengan ketaatan terhadap orang
tuanya.
6. Metode Dialog
Metode ini sangat bermanfaat sekali bagi sang bayi, karena selain
dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik dan saling mengenal dengan
mereka yang ada di luar rahim. Jauh lebih dari itu, sang bayi akan tumbuh dan
berkembang akan menjadi anak yang penuh percaya diri dan merasakan pertalian
rasa cinta, kasih dan sayang dengan mereka.
7. Metode Aktivitas Bersama
Metode ini dimaksudkan sebagai suatu cara di mana si ibu setiap
langkah dan tindakannya hendaklah mengikutsertakan dan megajak anak dalam
kandungan bersama-sama untuk beraktivitas juga. Ucapan dan ajakan tersebut
bukan hal sia-sia, melainkan lebih bersifat edukatif, bernuansa orientatif lingkungan
yang baik dan bermanfaat serta menguatkan sendi-sendi tauhidiyah dan
syar’iyah, seperti ajakan ibadah shalat, qira’atul qur’an, wudhu,
bersedekah, sillaturrahim, belanja, memasak, tidur istirahat,
berjalan-jalan santai, dan lain-lain.
8. Metode Bermain dan Bernyanyi
Anak dalam kandungan sering kali melakukan aksi positif, seperti
menendang-nendang atau berputar-putar di sekitar perut ibunya. Keadaan ini
menunjukkan bahwa ia tidak saja melakukan aksi, akan tetapi ia juga ingin
aksinya itu mendapat sambutan, jawaban, respons dari luar rahim, yakni dari ibu
atau ayahnya bahkan dari anggota keluarga lainnya. Jika dimanfaatkan untuk
melakukan interaksi yang lebih harmonis, lebih baik dengan melakukan
permainan-permainan edukatif, yang bersifat menghibur.
9. Metode Kondusif Alamiah
Setiap gejala alamiah, seperti perubahan cuaca dingin, panas,
terang, gelap gulita, suara gemuruh ombak, petir, dan suara-suara radikal keras
lainnya, merupakan kondisi alam yang dapat dijadikan suatu cara edukasi untuk
pendidikan anak dalam kandungan. Metode ini dimaksudkan untuk mengenalkan
suasana dan kondisi alam yang berubah-ubah yang tujuannya agar si anak dalam kandungan
tidak terkejut oleh perubahan-perubahan yang terjadi karena ia telah mengenal
dan merasakan suasana-suasana tersebut dengan kondisi sikap yang tenang.
Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa perilaku orangtua
sebagai pendidik akan sangat mempengaruhi kondisi perkembangan bayi dalam
kandungan. Syarat untuk memberikan kepada masyarakat dan membahagiakan keluarga
dengan anak yang sholeh ialah konsentrasi dan menundukkan hati kepada Allah SWT
saat melakukan hubungan intim. Ketaatan orang tua terhadap Allah, akhlak
dan kebiasaan yang baik dengan niat yang lurus serta menerima kehadiran janin
dalam
kandungan dengan memberikan nutrisi (mengkonsumsi makanan) yang
halal dan sehat. Maka, akhlak dan kebiasaan yang baik akan mengantarkan kepada
hal yang baik pula. Selain itu, selalu dalam berpikir positif juga merupakan
salah satu proses pendidikan terhadap bayi dalam kandungan. Semua itu merupakan
perbuatan yang dilandasi atas prinsip cinta, kasih, dan sayang karena Allah
SWT.
Allahu'alam. Semoga
bermanfaat.